Blangkejeren, 7 Juni 2025 — Pagi yang tenang di Kota Blangkejeren berubah menjadi penuh semangat dan makna saat gema takbir Iduladha menggema dari pengeras suara Masjid Marhamah. Sejak selepas subuh, halaman masjid dipenuhi oleh panitia, peserta qurban, dan masyarakat yang datang untuk menyaksikan prosesi penyembelihan hewan qurban—sebuah ritual tahunan yang menggambarkan ketaatan, kepedulian, dan keikhlasan dalam beragama.
Tahun ini, Masjid Marhamah kembali mencatat partisipasi luar biasa dari masyarakat. Sebanyak 17 hewan qurban disiapkan untuk disembelih, terdiri dari 16 ekor sapi dan 1 ekor kambing. Semua hewan ini merupakan amanah dari para peserta qurban yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pegawai Bank Aceh dan tokoh-tokoh lokal. Kehadiran hewan-hewan qurban ini menjadi simbol keimanan dan kedermawanan umat Islam dalam merayakan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah.
Yang membuat perayaan tahun ini semakin bermakna adalah kehadiran langsung Bupati Gayo Lues, Suhaidi, S.Pd., M.Si. Dalam kesempatan tersebut, Bupati tidak hanya menyampaikan sambutan dan doa, tetapi juga menyaksikan langsung proses penyembelihan yang dilakukan secara syar’i, serta memberikan dukungan moral kepada seluruh panitia dan relawan.
“Iduladha adalah momentum spiritual dan sosial. Ia tidak hanya menuntut keikhlasan, tapi juga kepedulian yang nyata terhadap sesama, terutama mereka yang hidup dalam keterbatasan,” ucap Bupati Suhaidi.
Dari total hewan qurban, satu ekor sapi secara khusus disalurkan ke Kampung Lesten, sebuah wilayah terpencil di dataran tinggi Gayo Lues yang masih minim akses infrastruktur dan jarang tersentuh kegiatan sosial berskala besar. Pengiriman qurban ke Lesten merupakan wujud nyata dakwah sosial dan perluasan manfaat qurban oleh Masjid Marhamah, yang selama ini dikenal aktif menjangkau daerah-daerah pinggiran.
Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Marhamah, H. Afwan Zamri, S.HI., menyatakan bahwa pelaksanaan qurban tidak boleh berhenti pada formalitas ibadah tahunan semata, tetapi harus menjadi jembatan antara spiritualitas dan tanggung jawab sosial.
“Alhamdulillah, seluruh proses penyembelihan dan distribusi berlangsung lancar. Daging qurban langsung kami salurkan kepada para mustahik, mulai dari fakir miskin, janda, lansia, hingga masyarakat ekonomi lemah, baik di sekitar Blangkejeren maupun di kampung-kampung pelosok seperti Lesten,” ujar H. Afwan Zamri.
Untuk memastikan ketertiban dan keadilan dalam distribusi, panitia menerapkan sistem kupon. Warga yang sebelumnya telah terdata menerima kupon dan diarahkan datang sesuai jadwal pengambilan. Cara ini dinilai efektif menghindari penumpukan massa sekaligus menjaga suasana kondusif di lingkungan masjid.
Sementara itu, pelaksanaan penyembelihan dilakukan dengan profesional dan mematuhi seluruh kaidah Islam. Setiap hewan diperiksa kesehatannya, dihadapkan ke arah kiblat, dibacakan basmalah, dan disembelih dengan alat yang tajam. Proses ini dikawal oleh tim jagal berpengalaman serta diawasi langsung oleh panitia masjid.
Faktor kebersihan juga menjadi prioritas. Panitia menyiapkan area khusus penyembelihan di halaman masjid, lengkap dengan aliran pembuangan sementara dan perlengkapan pelindung diri bagi petugas. Selepas penyembelihan, area dibersihkan secara menyeluruh untuk menjaga sanitasi lingkungan.
Semua proses ini mencerminkan peran masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah formal, tetapi sebagai pusat pelayanan umat, tempat bertemunya keimanan dan pengabdian sosial. Dalam kegiatan qurban kali ini, Masjid Marhamah kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai pemersatu masyarakat, pelopor amal kolektif, dan pembawa nilai-nilai kemanusiaan.
Bupati Gayo Lues dalam pernyataannya juga mengapresiasi BKM Marhamah atas konsistensinya dalam menjadikan ibadah qurban sebagai bagian dari gerakan sosial tahunan yang inklusif dan menyentuh akar rumput.
“Kegiatan seperti ini harus dijadikan contoh. Ketika masjid mampu menyatukan umat, menjembatani kebutuhan dan kelebihan, serta menjangkau pelosok dengan semangat berbagi, maka di situlah Islam hadir dalam bentuknya yang paling nyata,” tutur Bupati Suhaidi.
Dengan semangat kebersamaan yang terpancar dari setiap tetes keringat panitia dan relawan, Iduladha tahun ini di Blangkejeren terasa lebih dalam dan menyentuh. Bukan semata-mata karena jumlah hewan qurban, tetapi karena nilai dan makna yang menyertainya—nilai keikhlasan, ketulusan berbagi, serta kepedulian terhadap mereka yang hidup jauh dari pusat perhatian.
Di tengah dunia yang terus bergerak cepat dan sering kali abai terhadap yang lemah, qurban di Masjid Marhamah mengajarkan bahwa kebahagiaan bisa diciptakan dengan cara sederhana: menyembelih ego, mengasah empati, dan merangkul sesama.