Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat peristiwa bencana hidrometeorologi basah masih terus terjadi di beberapa daerah di Indonesia hingga hari ini, Rabu (28/5). Curah hujan tinggi disertai angin kencang telah memicu banjir, longsor, dan banjir bandang yang berdampak luas terhadap masyarakat, fasilitas umum, serta infrastruktur.
Di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, banjir melanda pada Selasa (27/5) dan merendam 17 titik wilayah kota. Ketinggian air berkisar antara 10 hingga 60 sentimeter. Tidak hanya pemukiman warga yang terdampak, tetapi juga sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit. Hujan deras yang mengguyur kota disertai angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang dan tanah longsor di beberapa titik. Hingga saat ini, BPBD setempat terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan darurat.
Banjir bandang terjadi di Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala pada Selasa (27/5) sekitar pukul 15.00 WITA. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan air sungai. Dua orang warga dilaporkan hilang dan masih dalam pencarian, sementara satu warga lainnya mengalami luka ringan. Sebanyak 100 kepala keluarga terpaksa mengungsi, dan 50 rumah tercatat terdampak. Satu jembatan putus dan empat fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Meski air sudah surut pada Rabu (28/5), tiga akses jalan penghubung antar dusun masih terputus. Warga bersama aparat tengah bergotong royong membersihkan lumpur sisa banjir.
Wilayah Kecamatan Segah di Kabupaten Berau juga diterjang banjir sejak Selasa (27/5) pukul 04.15 WIB. Bencana ini berdampak pada dua kampung, mengakibatkan tujuh rumah rusak berat dan merusak 17 fasilitas umum. Pendataan dan penanganan masih dilakukan oleh BPBD setempat.
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih terendam banjir sejak Sabtu (24/5). Air belum sepenuhnya surut hingga Selasa (27/5), terutama di jalan lingkungan dan halaman rumah warga. Tinggi muka air mencapai 5 – 10 cm di permukiman, dan hingga 120 cm di area persawahan. Bencana ini terjadi di Desa Sidamulya, Kecamatan Wanareja, dan berdampak pada 153 KK atau 428 jiwa. Debit air Sungai Citanduy dan Sungai Cikawung masih terpantau tinggi.
Di Sulawesi Selatan, banjir yang terjadi sejak Sabtu (17/5) di Kabupaten Luwu masih belum surut hingga Selasa (27/5). Dua desa terdampak yakni Desa Riwang di Kecamatan Larompong dan Desa Dadeko di Kecamatan Larompong Selatan. Sebanyak 405 kepala keluarga terdampak, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. BPBD masih siaga di lokasi dan memantau kemungkinan banjir susulan.
Menyikapi situasi ini, BNPB mengimbau seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada, meskipun memasuki awal musim kemarau. Fenomena cuaca regional seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer masih membuka peluang hujan lebat serta angin kencang di sejumlah wilayah. Prakiraan cuaca harian perlu diperhatikan sebagai langkah mitigasi dini untuk mencegah dampak yang lebih besar.
BNPB menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi secara tiba-tiba. Warga diminta untuk segera menghubungi BPBD setempat jika terjadi situasi darurat dan terus mengikuti informasi resmi dari lembaga terkait. (RED)