Kutacane, 2 Juni 2025 | Suasana di lapangan hijau Aceh Tenggara pagi itu dipenuhi semangat dan sorak-sorai. Ratusan pelajar dari berbagai sekolah berkumpul, mengenakan seragam tim masing-masing, siap berlaga dalam Turnamen Sepak Bola Pelajar se-Kabupaten Aceh Tenggara. Di hadapan mereka, Bupati H. M. Salim Fakhry, SE., MM., berdiri tegak menyampaikan pesan penuh harapan: inilah panggung awal bagi lahirnya bintang-bintang masa depan.
“Turnamen ini bukan hanya soal menang atau kalah. Ini tentang proses, tentang karakter, dan tentang mimpi besar,” kata Bupati Fakhry dengan suara lantang namun penuh kehangatan. Ia menegaskan komitmennya untuk menjadikan dunia olahraga, khususnya sepak bola, sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia di daerah yang ia pimpin.
Menurutnya, pembinaan olahraga harus dimulai sejak dini dan dilakukan secara terstruktur. Turnamen seperti ini menjadi ruang strategis untuk menjaring bakat-bakat muda yang kelak bisa mewakili Aceh Tenggara di ajang provinsi hingga nasional.
“Kalau kita serius dan konsisten, bukan tidak mungkin akan lahir pemain nasional dari desa-desa kita,” tambahnya.
Namun bukan hanya soal teknik dan taktik, Bupati Fakhry juga menekankan pentingnya nilai-nilai yang menyertai olahraga: sportivitas, disiplin, dan kebersamaan. Ia mengingatkan para pelajar untuk menjadikan sepak bola sebagai alat membangun karakter dan menjauhi hal-hal negatif.
“Khususnya narkoba, ini adalah musuh besar generasi muda. Mari kita jaga diri kita, keluarga kita, dan lingkungan kita agar bebas dari narkoba. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua,” tegasnya disambut tepuk tangan peserta.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Aceh Tenggara, Bakri Saputra, S.Pd., M.Si., dalam laporannya menyebutkan bahwa turnamen ini diikuti oleh 52 tim pelajar dari seluruh kecamatan. Ia mengatakan total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp100 juta, dan terbuka kemungkinan adanya tambahan hadiah dari Bupati sebagai bentuk dukungan pribadi.
“Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan potensi pelajar, tidak hanya di bidang akademik tetapi juga olahraga,” ujar Bakri.
Turnamen ini dijadwalkan berlangsung selama beberapa pekan ke depan dan akan menjadi ajang pemantauan bagi dinas terkait dalam membentuk tim pelajar Aceh Tenggara ke depannya. Selain itu, turnamen juga menjadi wadah memperkuat silaturahmi dan persatuan antarsekolah.
“Melalui sepak bola, kita bisa menyatukan semangat muda, memperkuat mental, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air,” tutup Bupati Fakhry.
Lapangan yang semula sepi kini dipenuhi asa dan energi. Dari setiap tendangan dan peluit, mungkin saja sedang tumbuh harapan: bahwa dari Aceh Tenggara, akan lahir pesepakbola masa depan Indonesia.
Laporan : Yasir Asnalah