Kutacane – Sebuah langkah penting dalam dunia pendidikan tinggi kembali dicatat oleh Universitas Gunung Leuser (UGL), Kabupaten Aceh Tenggara. Pada Rabu (28/5/2025), UGL secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Islam Selangor (UIS), Malaysia. Penandatanganan yang berlangsung di Gedung Serbaguna UGL ini menjadi simbol semakin kuatnya hubungan akademik antara kedua negara tetangga.
Acara tersebut dihadiri oleh delegasi dari UIS yang dipimpin langsung oleh Dr. Mohd Musa Sarip selaku Wakil Rektor Bidang Akademik. Bersama rombongan yang terdiri dari Muhammad Adham Hambali, Dr. Noor Azli Mohammed Masrop, dan Dr. Mohd Faeez Illias, mereka disambut hangat oleh civitas akademika UGL. Upacara penyambutan dilengkapi dengan pertunjukan seni budaya Gayo, menunjukkan kekayaan adat dan keramahan masyarakat Aceh Tenggara.
Rektor UGL, Dr. Indra Utama, M.Pd, menyampaikan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan bagian dari upaya universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta memperluas akses mahasiswa dan dosen dalam pengalaman internasional. Ia mengatakan bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat nyata, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat — atau yang lebih dikenal sebagai tridharma perguruan tinggi.
“Ini adalah langkah awal yang sangat penting bagi kami. Melalui kolaborasi dengan UIS, kami ingin membuka jalan bagi sivitas akademika UGL untuk belajar lebih luas, tidak hanya secara ilmu pengetahuan, tapi juga dalam hal wawasan budaya dan nilai-nilai global,” ujar Dr. Indra.
Dari pihak UIS, Dr. Mohd Musa Sarip menyatakan apresiasi atas inisiatif yang diambil oleh UGL. Ia menilai bahwa universitas ini memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi pusat pendidikan tinggi yang unggul di kawasan Aceh bagian tengah dan sekitarnya. Ia juga menekankan pentingnya kemitraan antarlembaga pendidikan tinggi dalam menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan global.
Nota kesepahaman yang ditandatangani mencakup beberapa poin utama, termasuk pertukaran mahasiswa dan dosen, pelaksanaan penelitian bersama, penyelenggaraan seminar dan konferensi internasional, hingga program pengembangan kapasitas tenaga pendidik. Selain itu, kedua universitas sepakat untuk menjajaki kolaborasi dalam pengembangan pembelajaran berbasis teknologi informasi.
Melalui program pertukaran, mahasiswa UGL akan memiliki kesempatan untuk merasakan suasana akademik di universitas ternama di Malaysia tanpa harus melanjutkan studi secara penuh ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya, mahasiswa UIS akan mendapat kesempatan untuk mempelajari kebudayaan Aceh serta pengalaman akademik yang ada di UGL.
Selain itu, rencana penyelenggaraan seminar internasional diharapkan dapat menjadi ajang pertemuan para akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan untuk berdiskusi tentang isu-isu terkini dalam dunia pendidikan, sains, dan teknologi.
Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan ini, kedua institusi sepakat untuk membentuk tim kerja gabungan guna menyusun detail implementasi kerja sama. Program pertukaran mahasiswa direncanakan akan dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2025/2026, sedangkan seminar internasional perdana direncanakan akan digelar pada tahun depan.
Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Gunung Leuser (YPGL), Drs. H. Jamanuddin, M.AP, turut menyambut baik kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa yayasan mendukung penuh langkah-langkah strategis yang diambil oleh pimpinan universitas dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
“Kami bangga melihat UGL mulai menjangkau mitra-mitra internasional. Ini adalah bukti bahwa kita tidak hanya bisa bertahan, tapi juga berkontribusi dalam kancah pendidikan tinggi global,” kata Jamanuddin.
Penandatanganan MoU antara UGL dan UIS mendapat respons positif dari masyarakat lokal, terutama kalangan mahasiswa dan akademisi. Banyak yang melihat bahwa kerja sama ini membuka peluang baru bagi generasi muda Aceh Tenggara untuk memiliki pengalaman internasional tanpa harus jauh-jauh ke luar negeri.
Selain itu, kerja sama ini juga dinilai sebagai upaya mempererat hubungan antara Indonesia dan Malaysia di bidang pendidikan, yang merupakan fondasi penting dalam membangun kepercayaan dan kerja sama lintas batas.
Melalui langkah ini, UGL membuktikan komitmennya untuk terus berkembang dan membuka diri terhadap kemitraan strategis yang bernilai edukatif dan bermanfaat jangka panjang. Sementara itu, UIS menunjukkan kepeduliannya terhadap perkembangan pendidikan di wilayah perbatasan dan daerah pegunungan seperti Aceh Tenggara.
Kedua universitas optimis bahwa sinergi ini akan menjadi awal dari hubungan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan, tidak hanya bagi lembaga pendidikan, tetapi juga bagi masyarakat luas. (Yasir Asbalah)