Aceh Tenggara – Pihak keluarga korban yang tewas dalam insiden Festival Muslim Ayub, yang berlangsung pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Stadion H Syahadat, Aceh Tenggara, resmi mengajukan pengaduan ke Polres setempat pada Senin, 1 September 2025. Laporan tersebut disampaikan sebagai bentuk upaya mencari keadilan atas peristiwa tragis yang menewaskan seorang remaja.
Keluarga korban, yang didampingi beberapa LSM dan organisasi masyarakat, menyatakan bahwa terdapat kelalaian dari panitia penyelenggara festival sehingga menyebabkan hilangnya nyawa remaja. Dalam sebuah video yang kini beredar di media sosial, tampak perwakilan keluarga menyampaikan kronologi laporan secara emosional dan penuh kesedihan.
“Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hari ini, kami dari aliansi beberapa LSM dan masyarakat serta pihak keluarga korban telah melaporkan panitia acara Festival Muslim Ayub. Dalam laporan ini, kami merasa bahwa panitia lalai dalam penyelenggaraan acara hingga korban meninggal dunia,” ungkap salah seorang perwakilan keluarga dalam video berdurasi sekitar satu menit enam belas detik yang diunggah pada media sosial, Senin, 1 September 2025, pukul 14.19 WIB. https://web.facebook.com/watch?v=1800321647359052
Dalam video tersebut, perwakilan keluarga menambahkan bahwa laporan telah diterima oleh pihak kepolisian Aceh Tenggara, dan mereka akan terus mengawal proses hukum agar berjalan transparan dan adil. “Kami menunggu proses dari Polres Aceh Tenggara agar berjalan, dan kami akan terus kawal kasus ini sampai tuntas,” kata perwakilan tersebut, sambil menunjukkan sejumlah barang milik korban sebagai bukti.
Festival Muslim Ayub sendiri rutin digelar setiap tahun sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan, namun insiden kali ini menimbulkan duka mendalam bagi warga setempat. Selain laporan resmi ke Polres, video yang tersebar di media sosial telah memicu reaksi luas masyarakat, yang mendesak agar pihak berwenang menegakkan hukum dan memberikan keadilan bagi korban.
Sejumlah komentar yang muncul di platform media sosial mengungkapkan simpati, duka cita, serta kekhawatiran terhadap keamanan acara publik di masa mendatang. Banyak netizen menyoroti pentingnya prosedur keselamatan yang ketat, terutama saat kegiatan melibatkan remaja.
Sementara itu, panitia festival hingga kini belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Namun, pihak keluarga dan masyarakat setempat menegaskan bahwa mereka akan terus memantau proses hukum hingga pelaku kelalaian bertanggung jawab.
Insiden tragis ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan tata kelola acara publik yang aman, terutama ketika melibatkan generasi muda, agar peringatan kemerdekaan tidak lagi diwarnai kesedihan yang tak seharusnya terjadi. (*)