Kutacane – Malam penutupan Festival Muslim Ayub Fest yang seharusnya menjadi pesta hiburan rakyat berakhir dengan duka. Ribuan warga yang memadati Stadion H. Syahadat Kutacane pada Senin (18/8/2025) malam terperangah ketika seorang pemuda bernama Nanda (21), warga Desa Pulonas, Kecamatan Babussalam, meregang nyawa setelah ditikam orang tak dikenal (OTK) saat tengah menonton konser artis dangdut Faul LIDA.
Menurut saksi mata, Rezi, sesama pemuda Pulonas yang berada di lokasi, Nanda mengalami luka parah akibat tikaman di bagian tubuh sebelah kiri, tepat di bawah ketiak. Darah mengucur deras, membuat suasana konser yang semula penuh sorak sorai mendadak berubah panik. Nanda sempat dilarikan ke Rumah Sakit Nurul Hasanah Kutacane, namun nyawanya tidak tertolong.
“Kami melihat korban sudah bersimbah darah, diduga pelaku adalah warga Batu Mbulan. Tapi penyebab penikaman belum jelas,” kata Rezi. Sejumlah warga lain juga menyebut sempat terjadi ketegangan di antara kelompok pemuda sebelum insiden berdarah itu terjadi.
Polisi yang mendapat laporan segera turun ke lokasi. Hingga Selasa (19/8), aparat Polsek Babussalam bersama tim Resmob Polres Aceh Tenggara masih melakukan pengejaran terhadap pelaku. “Terduga pelaku masih dalam pencarian, identitasnya belum bisa dipastikan,” ujar salah seorang anggota kepolisian.
Tragedi ini menambah daftar panjang kasus kekerasan di ruang publik yang seharusnya menjadi tempat hiburan. Konser yang digelar oleh seorang anggota DPR RI tersebut sebelumnya berlangsung meriah. Warga dari berbagai desa di Aceh Tenggara datang berbondong-bondong menyaksikan penampilan Faul LIDA, penyanyi dangdut asal Gayo yang sedang naik daun. Namun pesta musik itu berubah menjadi lautan kepanikan ketika kabar penikaman menyebar di tengah penonton.
Korban ditemukan tergeletak di dekat area panggung utama, tak jauh dari kerumunan massa. Sejumlah warga sempat mencoba memberikan pertolongan darurat sebelum membawanya ke rumah sakit. Namun luka tusuk yang dalam membuat nyawa Nanda tak tertolong.
Kasat Reskrim Polres Aceh Tenggara, Iptu Zery Irfan, hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan penyelidikan. Warga berharap polisi segera menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik penikaman tersebut.
“Kami takut kejadian seperti ini terulang lagi. Harus ada pengamanan ketat di setiap acara besar, agar masyarakat bisa menonton dengan aman,” ujar warga.
Malam yang semula dijanjikan sebagai pesta rakyat berakhir menjadi tragedi. Senyum ribuan penonton yang datang untuk bernyanyi bersama artis idola, berubah menjadi tangis keluarga dan sahabat yang kehilangan seorang anak muda di usia 21 tahun. Hingga kini, misteri siapa pelaku dan apa motif penikaman itu masih menyelimuti Kutacane. (RED)