Kutacane — Pertandingan sepak bola antarkampung (tarkam) yang digelar di Lapangan Tembak Kompi Lawe Segala-Gala, Aceh Tenggara, pada 1 Agustus 2025, berubah menjadi tragedi. Seorang pemain bernama Josua tewas usai mengalami pengeroyokan brutal oleh sejumlah penonton. Insiden ini memicu kemarahan keluarga korban yang menilai proses hukum belum berjalan sebagaimana mestinya.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis, namun nyawanya tak tertolong. Peristiwa memilukan ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan rekan satu tim Josua, serta menuai sorotan dari masyarakat.
Sabtu (4/10/2025), keluarga korban bersama Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Anti Narkoba dan Tindak Korupsi Anggaran (Antartika) mendatangi Mapolres Aceh Tenggara untuk menanyakan perkembangan penanganan perkara. Mereka mendesak polisi segera melakukan penahanan terhadap dua pelaku dari kalangan sipil yang telah berstatus tersangka.
Ketua LSM Antartika, Ramses, menilai adanya ketimpangan dalam penegakan hukum. Ia menyebut, meskipun dua warga sipil telah menyandang status tersangka, hingga saat ini belum dilakukan penahanan oleh pihak kepolisian.
“Jangan ada kesan tebang pilih. Dua warga sipil sudah ditetapkan tersangka, tetapi belum ditahan. Padahal akibat pengeroyokan itu korban meninggal dunia,” tegas Ramses di hadapan awak media.
Sebagai pembanding, dua anggota TNI Angkatan Udara yang turut terlibat dalam insiden pengeroyokan tersebut telah lebih dahulu diproses melalui jalur peradilan militer. Keluarga korban meminta agar proses hukum terhadap sipil juga ditegakkan dengan cepat dan adil.
Rominton Marpaung, ayah korban, menyampaikan harapannya agar aparat kepolisian bersikap tegas dan tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum. Ia menilai kasus ini bisa menjadi preseden buruk jika dibiarkan terlalu lama tanpa kejelasan.
“Kami minta polisi bertindak tegas. Semua yang terlibat harus dihukum sesuai hukum. Jangan sampai ada korban berikutnya karena hukum tidak berjalan,” tuturnya dengan nada kecewa.
Pihak Polres Aceh Tenggara sendiri menyatakan bahwa proses penyidikan masih berlangsung dan pihaknya terus melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Namun keluarga berharap, dengan telah ditetapkannya status tersangka, penahanan segera dilakukan sebagai bentuk keseriusan penegakan hukum.
Kasus ini menyita perhatian publik, terlebih karena terjadi dalam konteks pertandingan olahraga yang seharusnya menjunjung tinggi fair play dan sportivitas. Kejadian tersebut menjadi alarm soal pentingnya pengamanan dan kontrol di setiap even olahraga, termasuk tarkam yang sarat emosi dan rivalitas lokal.
Masyarakat berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi penyelenggara, aparat, dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan masyarakat agar tidak lengah terhadap potensi kericuhan, serta memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan tanpa tebang pilih.