Harta Bawaan Alm Marwan Lenyap Tanpa Diketahui Husna Selaku Orang yang Diamanahkan

AGARA NOW

- Redaksi

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 16:48 WIB

5011 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ACEH TIMUR | Almarhum Marwan yang wafat sekitar 2 bulan yang lalu berusia 68 tahun, 2 bulan sebelum meninggal/wafat Marwan tinggal di rumah sepupu jauhnya, bisa di sebut sepupu jauh (keponakan) bernama T Husna, seorang wanita juga salah satu istri dari pengurus Ikatan Wartawan Online Indonesia DPD Aceh Timur Rahmat Suhendro yang juga salah satu wartawan media Harian-RI.com wilayah Aceh Timur.

Alm Marwan yang lahir di Banda Aceh, (18/04/1957), sebelum meninggal beliau sempat tinggal di tempat adik kandungnya, namun dengan kondisi dalam keadaan sakit beliau mengatakan saat itu merasa tidak nyaman tinggal ditempat adik kandungnya, namun setelah itu beliau memutuskan untuk pindah tempat tinggal di kediaman sepupu jauhnya T Husna (saudara dari nenek).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelum beliau wafat/meninggal, beliau sempat menjual harta bawaan sejenis logam mulia (emas) sehingga sisa penjualan logam mulia tersebut disimpan ke bank BSI, Alm. Marwan menitipkan harta bawaannya kepada T Husna, istri pengurus Ikatan Wartawan Online Indonesia DPD Aceh Timur Rahmat Suhendro termasuk buku bank beserta ATM dengan jumlah sisa lebih dan kurang 48 juta rupiah.

Menurut keterangan dari T Husna pada siaran persnya menjelaskan pada Sabtu(04/10/2025), Pada awalnya, almarhum (Alm) Marwan tinggal bersama adiknya di Dusun TMZEN, Desa Gampong Aceh. Namun, mungkin almarhum merasa kurang nyaman tinggal bersama adiknya, sehingga beliau memutuskan untuk tinggal di rumah Husna, di Dusun PP Desa Gampong Aceh, yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah adiknya.

Sebelum almarhum Marwan menetap di rumah Husna, terlebih dahulu beliau menyampaikan kepada pihak keluarga serta perangkat desa, termasuk imam desa Gampong Aceh, untuk berkumpul di rumah Husna. Di sana, beliau menjelaskan dengan pikiran yang sehat bahwa dirinya ingin tinggal di rumah Husna hingga wafat/meninggal. Pesan dan amanah ini disampaikan agar pihak keluarga serta aparat desa mengetahuinya.

Pesan amanah almarhum antara lain mengenai perawatan, zakat, hingga fardu kifayah, serta perihal nisannya. Semua itu beliau amanahkan kepada saya dan suami saya.

Adapun harta peninggalan almarhum berupa uang dan emas, dengan jumlah sekitar Rp100 juta. Setelah dipotong untuk zakat serta kenduri anak yatim, harta tersebut disaksikan langsung oleh kepala dusun. Dalam kesempatan itu, almarhum berpesan agar harta yang diamanahkan kepada Husna tidak boleh dipersoalkan lagi oleh pihak keluarga. Hal ini turut disaksikan oleh aparat desa, imam, kepala dusun, Tuha Peut, serta keluarga, lanjutnya.

Seiring waktu berjalan, sakit almarhum semakin parah hingga harus dirawat dan dioperasi di rumah sakit selama 8 hari. Namun, tidak satu pun pihak keluarga yang datang menjenguk dirumah sakit maupun dirumah saya. Selama kurang lebih 3 bulan tinggal di rumah saya, perhatian dari pihak keluarga sangat minim, dan hal ini diketahui oleh masyarakat Gampong Aceh.

Ironisnya, pada hari ketujuh setelah almarhum Marwan wafat, pihak keluarga justru memblokir uang simpanan beliau di Bank BSI KCP Idi Rayeuk. Padahal, berdasarkan amanah almarhum, uang almarhum yang disimpan di bank BSI, buku bank beserta ATM juga KTP-nya telah diserahkan kepada saya untuk dikelola. Dari perjalanan hidup almarhum di rumah saya, sisa uang yang tersimpan adalah Rp48 juta. Namun uang inilah yang kemudian diblokir oleh pihak yang mengaku sebagai saudara dan ahli waris. adik kandung Alm merasa berhak penuh atas uang tersebut, sedangkan saya yang sudah diberi amanah penuh justru dianggap tidak memiliki hak lagi, tutur Husna.

Akhirnya, saya bersama suami melaporkan hal ini kepada ulama kharismatik Aceh Timur, Tgk. H. Abu Wahab. Dalam penyampaian beliau, sepertiga harta seharusnya untuk pihak yang merawat, sepertiga untuk ahli waris, dan sepertiga lagi untuk keperluan lain. Namun, pihak ahli waris menolak datang dan tidak menerima keputusan tersebut, karena tetap ingin menguasai seluruh sisa uang.

Bahkan, adik kandung Alm Marwan yang merasa sebagai ahli waris berani mengambil risiko dengan membobol Bank BSI tanpa dokumen yang sesuai prosedur seperti ATM, KTP, maupun buku bank almarhum. Padahal, dokumen-dokumen tersebut masih saya pegang, ucap Husna dengan kecewa.

Untuk itu, saya beserta suami dan keluarga melaporkan perihal pembobolan uang almarhum Marwan yang disimpan di Bank BSI KCP Idi Rayeuk agar dapat diproses secara hukum, tutup Husna.

Seharusnya sekretaris desa yang merangkap sebagai Keuchik tidak boleh mengeluarkan surat ahli waris termasuk pihak Bank BSI tidak seharusnya memberikan atau mengeluarkan selembar kertas untuk pembuatan barang/surat hilang dari kepolisian tanpa ditanya KTP nasabah, buku bank nasabah dan ATM nasabah, secara tidak langsung sekdes (sekretaris desa) maupun pihak Bank BSI teledor dalam hal seperti ini padahal sekdes sudah mengetahui dimana Alm Marwan tinggal sebelum Alm Marwan wafat. (*)

Berita Terkait

Selundupkan 67 Kg Ganja, Dua Kurir Diringkus Polisi di Aceh Timur, Satu dari Gayo Lues
Gema Shalawat Aceh Timur Jadi Simbol Perjuangan Rakyat untuk Palestina, Dihadiri Ribuan Peserta dari 32 Elemen Masyarakat
Bupati Aceh Timur: Jangan Asal Main “Tot Tot, Wuk Wuk”, Gunakan Sirene Hanya Saat Mendesak
Sapi Warga Peunaron Tewas Diterkam, Diduga Jadi Mangsa Harimau Liar
“Jangan Jadi Vampir yang Menghisap Darah Nelayan!” – LAKI Aceh Timur Desak Pencopotan Kepala KSOP Idi
DPRK dan Pemkab Aceh Timur Terima Aspirasi GRAM, Diminta Segera Kirim Surat ke KPK
Pelantikan Serentak 38 Keuchik di Aceh Timur, Pemkab Dorong Peningkatan Pendapatan Asli Gampong
Agus Suriadi: Pelantikan Keuchiek Serentak di Aceh Timur Bukti Pemerintah Serius Percepat Pembangunan

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 00:02 WIB

Bea Cukai Banda Aceh Bersama Tim Gabungan Tindak Peredaran Rokok Tanpa Cukai di Pidie, Sejumlah Merek Ilegal Diamankan

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 00:43 WIB

Bea Cukai Aceh Perkenalkan Konselor MENTARA, Hilangkan Stigma soal Kesehatan Mental

Kamis, 2 Oktober 2025 - 22:26 WIB

Pemadaman Listrik Simbol Pembangunan Tak Merata dan Bentuk Kekuasaan yang Bekerja dalam Diam

Kamis, 2 Oktober 2025 - 15:40 WIB

Fanst Counter Polri Nusantara Aceh Desak Gubernur Copot Kepala PLN Aceh

Kamis, 25 September 2025 - 22:54 WIB

Gubernur Aceh Ultimatum Tambang Emas Ilegal, Beri Tenggat Dua Pekan Kosongkan Kawasan Hutan

Senin, 22 September 2025 - 04:07 WIB

Pembegalan Bersenjata Gegerkan Depan Pasar Aceh Lama, Pelaku Tinggalkan Samurai di Lokasi

Senin, 22 September 2025 - 02:28 WIB

Gepeng Diamankan di Simpang Jambo Tape, Satpol PP Banda Aceh: Jangan Coba-Coba ke Sini!

Minggu, 21 September 2025 - 19:37 WIB

Lewat Sosialisasi Empat Pilar, Ghufran Tekankan Pentingnya Pancasila dan NKRI di Tengah Tantangan Bangsa

Berita Terbaru