Aceh Tenggara – Pelarian tersangka utama kasus pembunuhan lima orang di Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, akhirnya berakhir. Setelah sepekan diburu, pelaku berhasil ditangkap oleh personel gabungan Polres Aceh Tenggara pada Senin malam, 23 Juni 2025, di Desa Salim Pinim, Kecamatan Tanoh Alas.
Penangkapan berlangsung cepat dan senyap. Aparat yang telah memantau gerak-gerik tersangka selama dua hari terakhir menyamar sebagai warga sekitar. Begitu situasi dinilai aman, tersangka langsung diamankan tanpa perlawanan. Ia langsung digiring ke Mapolres Aceh Tenggara untuk menjalani pemeriksaan mendalam.
Tersangka sebelumnya telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh kepolisian sejak insiden berdarah yang terjadi pada Senin pagi, 16 Juni 2025 lalu. Dalam kejadian yang menggemparkan Aceh Tenggara tersebut, lima orang dari satu keluarga ditemukan meninggal dunia di kediaman mereka, sementara satu korban lainnya selamat namun mengalami luka serius dan masih menjalani perawatan intensif di RSUD Haji Sahuddin Kutacane.
Sejak malam tragedi itu, warga hidup dalam rasa takut. Tak sedikit yang berjaga malam bergiliran, bahkan ada yang meninggalkan rumah untuk mengungsi ke tempat kerabat karena trauma dan khawatir pelaku masih berada di sekitar permukiman.
Kabar penangkapan tersangka menyebar cepat di media sosial dan aplikasi pesan. Beberapa foto memperlihatkan tersangka sedang dibawa petugas menyulut berbagai reaksi, mulai dari lega, haru, hingga kemarahan. Masyarakat berharap pelaku mendapat hukuman maksimal dan proses hukum berjalan cepat serta terbuka.
Camat Babul Rahmah, Rimandani Pagan SSTP, membenarkan kabar penangkapan tersebut. Menurutnya, pelaku merupakan sosok yang sempat dikenal oleh warga dan peristiwa pembunuhan itu membuat masyarakat sangat terpukul.
“Kami semua masih berduka. Tapi penangkapan ini membuat masyarakat sedikit lega. Sekarang saatnya menyerahkan segalanya kepada proses hukum,” ujar Rimandani,
Proses pencarian pelaku melibatkan tim khusus dari kepolisian yang menyisir wilayah-wilayah sulit diakses, termasuk kawasan hutan dan desa-desa pelosok yang tak memiliki jaringan komunikasi. Jejak pelarian pelaku diduga sempat berpindah-pindah sebelum akhirnya terlacak di Tanoh Alas.
Motif pelaku masih menjadi bagian dari penyidikan aktif. Meski belum dirilis secara resmi, sejumlah sumber menyebutkan ada kemungkinan latar belakang konflik keluarga atau persoalan pribadi yang melatarbelakangi aksi keji tersebut. Namun semua dugaan itu masih menunggu kejelasan dari hasil penyelidikan resmi pihak kepolisian.
Sementara itu, korban selamat yang kini masih dirawat diyakini akan menjadi saksi kunci dalam pengungkapan motif dan kronologi kejadian. Pihak rumah sakit melaporkan bahwa kondisi korban mulai membaik meski masih belum bisa berkomunikasi dengan lancar.
Desa Uning Sigurgur kini perlahan mulai memulihkan diri dari trauma mendalam. Rumah korban masih tampak sepi dan duka masih menyelimuti lingkungan sekitar. Masyarakat terus memberikan dukungan moral kepada keluarga besar korban dan berharap tragedi kelam itu menjadi yang terakhir di kampung mereka.
Pihak kepolisian belum menggelar konferensi pers resmi, namun menjanjikan keterbukaan informasi kepada publik dalam perkembangan kasus ini. Aparat juga menegaskan bahwa siapa pun yang terbukti membantu pelaku selama pelarian akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Penangkapan tersangka menjadi titik balik penting dalam upaya pencarian keadilan atas pembantaian yang menyita perhatian luas masyarakat. Kini, harapan tertuju pada ketegasan dan integritas penegak hukum untuk memastikan pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya sepenuhnya.
Laporan : Edi Saputra